Masjid Cheng Ho, terletak di Jalan Gading Surabaya. Masjid ini
memiliki arsitektur oriental dengan permainan dan sentuhan seni tingkat
tinggi di sana sininya, dimana melambangkan akulturasi budaya Cina, Jawa
dan Islam. Akulturasi tersebut dituangkan dalam warna campuran antara
hijau, beralih ke kuning dan merah.
Bangunan ini merupakan arsitektur khas Cina dengan
penggabungan dari "Joglo" Jawa. Hal ini pula menunjukkan adanya
percampuran budaya Cina dan Jawayang telah terjalin sejak dahulu kala.
Nama Masjid Cheng Ho diambil dari nama Laksamana Cheng Ho, yaitu seorang
Laksamana dari Cina dan menjadi muslim selama masuk ke Majapahit.
Bentuk Masjid Cheng Ho terinpirasi dari Niu Jei, Masjid
di Beijing, Cina, yang dibangun pada 996 M dan baru selesai pada 10
Maret 2002 dan telah dibuka pada 13 Octobers 2002. Secara keseluruhan,
masjid ini mampu menampung 200 jamaah.
Terkait
dengan interior, terdapat banyak sentuhan interion Cina di setiap sudut
Masjid. Sebagai contoh, Pagoda yang ada di gerbang masuk. Ada juga naga
dan singa terbuat dari lilin dengan bertuliskan firman Allah dan dibuat
dalam huruf Arab di puncak Pagoda. Di sisi kiri bangunan, ada Bedug
selalu menjadi bagian dari sebuah Masjid besar.
Bangunan masjid memiliki delapan sisi dan setiap nomor
memiliki artinya sendiri menurut kepercayaan Islam dan Cina. Nomor 11
melambangkan ukuran Ka'bah, dan nomor sembilan adalah menggambarkan
'Wali Songo' sebagai penyebar Islam di Pulau Jawa. Sementara angka
delapan melambangkan bahwa pat kwa yang berarti keberuntungan atau
mulia.
Post a Comment