Monumen Jalesveva Jayamahe yang terletak diujung Utara Surabaya menampilkan sosok
Perwira TNI Angkatan Laut berpakaian PDU - 1 lengkap dengan pedang kehormatan menatap ke arah laut berdiri tegak di atas bangunan gedung dengan ketinggian keseluruhan mencapai
60,6 m. Menggambarkan generasi penerus dengan penuh keyakinan dan
kesungguhan siap menerjang ombak badai menuju arah yang telah
ditunjukkan yaitu cita-cita bangsa Indonesia.
Kata
Jalesveva Jayamahe itu sendiri merupakan semboyan dari TNI-AL yang
memilki arti di laut kita jaya. Material monumen terbuat dari tembaga
dan arsiteknya adalah I Nyoman Nuarte. Seniman yang juga menggubah
patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. Bangunan pondasi Monjaya terdiri
dari 4 lantai. Yang paling atas adalah di tempat menapaknya kaki patung
perwira. Dari sana kita bisa melihat dengan lapang seluruh dermaga
Tanjung Perak.
Di
depan Monumen Jalesveva Jayamahe terdapat sebuah Gong ukuran raksasa
bernama “Kyai Tentrem”. Berdiameter 6 meter dan beratnya 2 ton.
Bahan-bahan tembaga yang tersisa dari proses konstruksi patung akhirnya
dibuatkan gong untuk acara peresmiannya.
Ada
juga maket Koarmatim dengan skala 1 : 1200. Sebanyak tujuh buah maket
kapal dengan berbagai ukuran diletakkan di ruangan bundar tersebut.
Salah satunya Kapal Selam KRI Pasoepati yang kini di gunakan sebagai
Monumen Kapal Selam (Monkasel) di Jalan Pemuda Surabaya. Memasuki Lantai
dua, Koleksi yang ditampilkan lebih beragam. Tembok sisi timur dihiasi
pigura berukuran 10 dan 12 R, yang ada gambarnya seluruh kapal perang
yang ada di Koarmatim. Di lantai itu juga ada ruang berisi foto – foto
khusus kesatuan.
Gedung penopang dibuat dari beton bundar empat lantai. Pada bagian dinding gedung itu, dibuat diorama sejarah kepahlawanan TNI – AL sejak zaman prarevolusi fisik sampai 1900-an.
Fungsinya
adalah sebagai museum TNI – AL sekaligus tempat rapat. Saat ini, baru
dua lantai yang sudah berfungsi sebagai museum. Di lantai satu,
pengunjung bisa melihat poster –poster tentang pembangunan Monjaya.
Melalui
jalan darat, Monjaya bisa diakses lewat 2 jalur. Pertama lewat Jl.
Perak Timur menuju Jembatan Petekan, sedangkan jalur kedua lewat Jl.
Sidotopo. Kedua jalur ini akan berujung di Pintu Gerbang Armatim
Disarankan sebelum mengunjungi kawasan Monjaya ini terlebih dulu menghubungi pihak Dinas Pembinaan Potensi Maritim Armatim (DISPOTMAR KOARMATIM).
Dalam
perjalanan masuk ke Monjaya kita akan melewati beberapa penjagaan TNI
AL karena posisi patung tersebut berada di basis Armada Timut TNI AL.
Wajar aja kan ribet? karna di kawasan tersebut ada banyak rahasia negara
yang nggak boleh diketahui sembarang orang.
Tapi nggak sulit koq buat kamu yang pengen mengunjungi Monjaya ini. Asal berkoordinasi dengan Humas Dinas Pembinaan Potensi Maritim Koarmatim (Dispotmar Koarmatim), Plek Rajawali Denmako Ujung Surabaya. Pemimpin pengunjung rombongan atau perorangan juga wajib mengajukan surat permohonan yang ditujukan Kepada Pangarmatim dengan tembusan dibuat rangkap Tujuh, seperti contoh surat Permohonan ijin mengadakan Kunjungan dibawah ini. Cuman itu aja koq syaratnya.
Monjaya : Monumen Tertinggi Kedua Setelah Liberty
Sumber
Post a Comment